Sakit kepala yang tak mau berjarak berjauh. Susahnya nak pergi jauh-jauh. Sedangkan orang bercinta pun tahu berjarak. Kenapalah sakit kepala dan saya tak mau berpisah?
Bermula dengan hujung minggu yang pada mulanya sangat di tunggu-tunggu. Tapi akhirnya, hambar. Dan bertitik mula dari situ, dari detik rasa yang memang kadang-kadang tepat. Tiada satu pun yang dirancang berjalan lancar. "Agaknya Allah murka dengan saya.."ðŸ˜ðŸ˜
Saat menerima komen-komen di ruang itu. Menggeletar tangan, malu nak baca, akhirnya tanpa sempat lihat, semuanya masuk tong sampah. Biarlah... biarlah.. biarlah..
Tak mampu nak cermin diri sendiri pun waktu tu. Hurmmm.. Kesedihan pada skala 10. Yang dia tahu hanya sebut "serabut, serabut, serabut.." *
Andai ini harga yang perlu saya bayar untuk merasa bahagia mungkin. Tapi, kalau begini rasa peritnya, saya tidak mampu. Sungguh saya tidak mampu kuat untuk teruskan. Biarlah saya undur diri. Biar saya tidak punya apa-apa atau siapa-siapa. Asalkan tidak saya gadaikan rasa hormat orang pada saya. Asalkan saya tidak mencemar rasa percaya orang pada saya.
Cukuplah kebergantungan saya hanya pada Allah..
Cukuplah anak-anak bidadari yang berdua tu dalam hidup saya.
Andai ada yang Allah takdirkan, biarlah "dia" datang dengan bersahaja.
Love,
Ziel
p/s: saya tak minta semuanya selesai sekelip mata, tp saya minta usaha
p/sa: berjarak dan berdiam bukan caranya