Atas nama cinta
Hati ini tak mungkin terbagi
Sampai nanti bila aku mati
Cinta ini hanya untuk engkau
Atas nama cinta
Kurelakan jalanku merana
Asal engkau akhirnya denganku
Kubersumpah atas nama cinta
Mengapa yang lain bisa
Mendua dengan mudahnya
Namun kita terbelenggu
Dalam ikatan tanpa cinta
hahhahahhaa.. sadis betul lagu saya minggu ni. Tapi mungkin kena jugak la, Atas nama cinta benar saya sanggup menunggu hingga tiba saatnya nanti Allah satukan kita.
Dan lagu ini *Galau
Katakan saja jangan kau sembunyikan
Bila diriku tak lagi di hati
Kenanglah aku pernah singgah di hatimu
Mesti sekadar mengukir hatimu
Sepi hatiku galau jiwaku
Saat kau katakan putus dengan aku
Sepi hariku tanpa dirimu menemani aku galau
Jangan katakan kisahmu saat ini
Karena bisa sakiti hatiku
Kenanglah aku pernah menjaga hatimu
Meski hanya kau dan aku yang tahu
Kadang-kadang saya lelalu berfikir, kenapa bila kita benci seseorang itu kita perlu keluarkan segala aib dia yang selama ini kita simpan untuk kita puaskan hati kita setelah marah dan benci menguasai diri.
Saya sering disalahkan kerana bercerita dengan kawan karib saya tentang rasa hati, tentang apa yang terjadi antara saya dan "dia". Dan itu akan "dia" jadikan isu untuk membangkitkan semula kesilapan-kesilapan saya yang lalu. Sepertinya saya ini manusia yang tidak akan pernah mahu berhenti dari membuat salah.
Kita selalu ada isu dengan orang di sekeliling kita tetapi kita perlu bijak untuk menyalurkan apa yang kita rasa. Kita perlu cari kawan yang boleh memberikan feedback yang rasional dan positif tapi kalau kawan dah beri pandangan dan kita tetap menjunjung bebal, susahlah. Kita panggil PhD holder untuk ajar pun, tak akan pandai. Bila bicara soal hati, tak perlu ada degree la, cakap dengan orang kurang siuman tepi jalan pun kita akan merasa lega.
Orang disekeliling bercakap dan orang akan cakap apa sahaja. Dan mereka ada persepsi mereka sendiri dan saya tidak pernah marah tentang apa orang mahu kata. Begitu juga saya, ada tanggapan terhadap orang lain.
Hidup ini perlu seimbang. Jika kita sindir orang, kita juga harus terbuka mendengar sindiran. Saya selalu anggap orang yang tidak suka pada saya sebagai alarm clock, reminder...untuk saya perbaiki kelemahan saya tetapi apabila kita terlibat dengan beberapa perkara yang memerlukan keputusan orang lain, ia tidak semudah kita memberi pendapat.
Janganlah bila sudah benci, semuanya busuk tetapi bila baik, macam terlupa pulak segala perkataan dan ayat-ayat busuk yang pernah terkeluar.
Apabila menimbang, perlulah kita berlaku adil dan jujur. Yang pahit kalau benar, ia tetap benar.
Walk the talk.
Okeylah,
I have to sleep this weekend
Sekian.
Oh dear. I miss you! Rasa macam nak duduk bersandar tepi pokok, duduk celah ketiak, merepek, merapu, meraban sambil tengok langit.
I miss you.
I miss you.
I miss you.
Love,
Ziel
p/s: kan lebih baik awak bunuh je saya, :'(