Apapun jua yang mendatang, saya anggap itu ujian daripada Tuhan. Ada waktunya ingin lari dari sini tetapi kaki bagai sudah terpaksi, terikat, tertambat. Lalu tetaplah saya di sini, ada waktunya tersenyum, ada waktunya menangis. Kalau mahu pejam mata supaya tidak terlihat apa yang lalu depan mata tetapi dua telapak tangan ini tidak cukup ampuh untuk menahan telinga daripada mendengar.
Saya tetap akan terus berdoa, saya yakin suatu hari nanti Tuhan akan perkenan apa yang saya minta. Dia yang maha pengasih, Dia yang maha penyayang. Dia, Ya Latif.
*I Wish, I can say this.
Saya tidak selamanya mampu bertahan dan tidak selamanya saya mampu menyembunyikan perasaan saya. Bayangkan rumah tanpa tiang, bagaimana ia mampu berdiri?
Dearest Happiness, please stay.
Love,
Ziel
p/s: Today is Friday, dan saya makin dihimpit RINDU :(